Halaman

    Social Items

Link Banner
Saya ingin banyak dan lama sedikit bercerita tentang pengalaman saya dalam membeli mesin jahit. Jujur saya sendiri baru memiliki mesin jahit sekitar 2 tahun belakangan ini. Aahh campur aduk rasanya saat baru pertama kali punya mesin jahit sendiri, jauh lebih bahagia daripada punya hp baru atau motor baru. *biarin deh dibilang norak :p

Tapi pengalaman saya saat pertama kali membeli mesin jahit kala itu, nyaris membuat saya galau dan gundah gulana, secara pengetahuan saya di dunia jahit menjahit terutama permesin jahitan masih terbilang cethek sangat minim. Pada waktu itu, yang saya hanya tahu hanya ada dua jenis mesin jahit, yaitu mesin jahit manual yang berwarna hitam seperti milik mama, dan juga mesin jahit listrik seperti milik tante saya. Dan ternyata semakin ke sini semakin banyak pula berbagai jenis dan type mesin jahit yang beredar di pasaran.




Pengalaman membeli mesin jahit mini stapler
Sebelum membeli mesin jahit beneran, saya sempat tertarik untuk membeli mesin jahit mini yang berbentuk seperti stapler. Waktu itu saya membeli di seorang pedagang kaki lima di depan pertokoan dengan harga Rp.40.000. Katanya mesin jahit ini bisa digunakan hingga bahan jeans dan bahannya lumayan kuat dibanding dengan mesin jahit stapler yang berharga Rp.25.000. Di sana si penjual juga mempraktekkan cara menjahitnya dengan menggunakan bahan kain jeans. Wah harga segini sudah bisa jahit bahan jeans pula, pikir saya. Tak lama berpikir, saya pun langsung membelinya. Lumayan bisa dipakai untuk permak pakaian yang lepas jahitannya atau untuk membuat aksesoris.

Cara pengoperasiannya sama persis seperti stapler, ditekan menggunakan tangan secara manual maka akan membentuk satu jahitan. Dan pertama kali saya mencoba membuat aksesoris menggunakan kain jeans dengan mesin jahit stapler ini memang lancar. Namun, setelah beberapa kali pemakaian koq tiba-tiba jahitannya loncat-loncat, lalu benar-benar sama sekali tidak dapat digunakan.

Ah, padahal baru sehari saya pakai mesin jahit ini, selebihnya tidak dapat digunakan. Entah karena memang bodinya yang ringkih dan saya paksakan menjahit bahan jeans (karena mengikuti perkataan si penjual) atau memang karena kesialan saya saja yang kebetulan mendapatkan barang yang cacat produksi.


Pengalaman membeli mesin jahit listrik (multifungsi)
Setelah sedikit kecewa dengan mesin jahit mini dan uang hasil ngerayu suami tabungan sudah cukup, maka saya putuskan untuk membeli mesin jahit sungguhan yang sewajarnya. Karena ingin melihat secara langsung dan tidak ingin terkena biaya ongkos kirim yang mahal maka saya memutuskan untuk tidak membeli mesin jahit secara online. Berbekal sedikit ilmu hasil browsing dari internet, kemudian saya nekat pergi ke beberapa toko mesin jahit di kota saya tinggal.

Ketidaktahuan saya mengenai ragam dan jenis mesin jahit juga nyaris membuat saya sedikit tertipu oleh beberapa penjual mesin jahit, salah satunya seperti ditawarkan harga yang jauh lebih mahal dari harga pasaran. Tak jarang juga terkadang si penjual bersikap jutek dan kurang ramah saat menjawab pertanyaan saya tentang detail dan fitur mesin jahit. Ah mungkin hanya kebetulan juga kali ya bertemu penjual yang kurang ramah seperti itu.

Tapi berbekal pengalaman tersebut saya jadi semakin bertambah ilmu, yang tadinya saya kira hanya ponsel saja yang ada garansi tidak resmi, ternyata mesin jahit juga demikian, terutama pada mesin jahit listrik. Walaupun mesin jahit itu sama persis,  namun ada beberapa penjual yang hanya memberikan garansi selama 1 tahun (garansi resmi pada umumnya), ada yang 6 bulan, bahkan ada juga yang tidak mampu menjelaskan detail spesifikasi garansi mesin jahit tersebut. *nah loe? >__<

Dan saya juga akhirnya baru mengetahui bahwa ternyata mesin jahit listrik multifungsi ini ada yang paten (harus pakai meja sebagai penyangga), ada yang portable (tanpa meja), dan juga semi portable. Selain itu ada mesin jahit yang pengaturannya manual dan ada juga yang digital. Pun juga ada mesin jahit yang tanpa menggunakan pedal. Dari sisi bahan pun juga ada yang berbody luar dan dalam full plastik (kecuali mesin), ada juga yang berbody full besi, ada juga yang campuran dari keduanya.

Dan semua pengetahuan tentang permesin jahitan yang saya miliki ini bisa saya dapatkan hanya dalam waktu sehari, walaupun harus dengan berpanas-panasan keliling dari toko ke toko dan terkadang mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dari beberapa penjual. Namun tentunya tidak mungkin bisa saya dapatkan dari hasil browsing seharian karena informasi yang masih terbatas atau mungkin quota internet yang terbatas, haha. :D

Duh kebayang kan gimana makin bingungnya saya saat akan membeli mesin jahit. Belum lagi fitur-fitur termasuk berbagai macam pola jahitan yang ditawarkan di setiap mesin jahit listrik. Secara harga mesin jahit listrik ini sama seperti harga hp, jadi saya memang sangat selektif memilihnya. *takut ogah rugi :p


Lalu mesin jahit apa yang akhirnya saya beli? Intipin di sini aja. Kalau kamu, bagaimana pengalamanmu membeli mesin jahit?

Serunya Pengalaman Membeli Mesin Jahit

Saya ingin banyak dan lama sedikit bercerita tentang pengalaman saya dalam membeli mesin jahit. Jujur saya sendiri baru memiliki mesin jahit sekitar 2 tahun belakangan ini. Aahh campur aduk rasanya saat baru pertama kali punya mesin jahit sendiri, jauh lebih bahagia daripada punya hp baru atau motor baru. *biarin deh dibilang norak :p

Tapi pengalaman saya saat pertama kali membeli mesin jahit kala itu, nyaris membuat saya galau dan gundah gulana, secara pengetahuan saya di dunia jahit menjahit terutama permesin jahitan masih terbilang cethek sangat minim. Pada waktu itu, yang saya hanya tahu hanya ada dua jenis mesin jahit, yaitu mesin jahit manual yang berwarna hitam seperti milik mama, dan juga mesin jahit listrik seperti milik tante saya. Dan ternyata semakin ke sini semakin banyak pula berbagai jenis dan type mesin jahit yang beredar di pasaran.




Pengalaman membeli mesin jahit mini stapler
Sebelum membeli mesin jahit beneran, saya sempat tertarik untuk membeli mesin jahit mini yang berbentuk seperti stapler. Waktu itu saya membeli di seorang pedagang kaki lima di depan pertokoan dengan harga Rp.40.000. Katanya mesin jahit ini bisa digunakan hingga bahan jeans dan bahannya lumayan kuat dibanding dengan mesin jahit stapler yang berharga Rp.25.000. Di sana si penjual juga mempraktekkan cara menjahitnya dengan menggunakan bahan kain jeans. Wah harga segini sudah bisa jahit bahan jeans pula, pikir saya. Tak lama berpikir, saya pun langsung membelinya. Lumayan bisa dipakai untuk permak pakaian yang lepas jahitannya atau untuk membuat aksesoris.

Cara pengoperasiannya sama persis seperti stapler, ditekan menggunakan tangan secara manual maka akan membentuk satu jahitan. Dan pertama kali saya mencoba membuat aksesoris menggunakan kain jeans dengan mesin jahit stapler ini memang lancar. Namun, setelah beberapa kali pemakaian koq tiba-tiba jahitannya loncat-loncat, lalu benar-benar sama sekali tidak dapat digunakan.

Ah, padahal baru sehari saya pakai mesin jahit ini, selebihnya tidak dapat digunakan. Entah karena memang bodinya yang ringkih dan saya paksakan menjahit bahan jeans (karena mengikuti perkataan si penjual) atau memang karena kesialan saya saja yang kebetulan mendapatkan barang yang cacat produksi.


Pengalaman membeli mesin jahit listrik (multifungsi)
Setelah sedikit kecewa dengan mesin jahit mini dan uang hasil ngerayu suami tabungan sudah cukup, maka saya putuskan untuk membeli mesin jahit sungguhan yang sewajarnya. Karena ingin melihat secara langsung dan tidak ingin terkena biaya ongkos kirim yang mahal maka saya memutuskan untuk tidak membeli mesin jahit secara online. Berbekal sedikit ilmu hasil browsing dari internet, kemudian saya nekat pergi ke beberapa toko mesin jahit di kota saya tinggal.

Ketidaktahuan saya mengenai ragam dan jenis mesin jahit juga nyaris membuat saya sedikit tertipu oleh beberapa penjual mesin jahit, salah satunya seperti ditawarkan harga yang jauh lebih mahal dari harga pasaran. Tak jarang juga terkadang si penjual bersikap jutek dan kurang ramah saat menjawab pertanyaan saya tentang detail dan fitur mesin jahit. Ah mungkin hanya kebetulan juga kali ya bertemu penjual yang kurang ramah seperti itu.

Tapi berbekal pengalaman tersebut saya jadi semakin bertambah ilmu, yang tadinya saya kira hanya ponsel saja yang ada garansi tidak resmi, ternyata mesin jahit juga demikian, terutama pada mesin jahit listrik. Walaupun mesin jahit itu sama persis,  namun ada beberapa penjual yang hanya memberikan garansi selama 1 tahun (garansi resmi pada umumnya), ada yang 6 bulan, bahkan ada juga yang tidak mampu menjelaskan detail spesifikasi garansi mesin jahit tersebut. *nah loe? >__<

Dan saya juga akhirnya baru mengetahui bahwa ternyata mesin jahit listrik multifungsi ini ada yang paten (harus pakai meja sebagai penyangga), ada yang portable (tanpa meja), dan juga semi portable. Selain itu ada mesin jahit yang pengaturannya manual dan ada juga yang digital. Pun juga ada mesin jahit yang tanpa menggunakan pedal. Dari sisi bahan pun juga ada yang berbody luar dan dalam full plastik (kecuali mesin), ada juga yang berbody full besi, ada juga yang campuran dari keduanya.

Dan semua pengetahuan tentang permesin jahitan yang saya miliki ini bisa saya dapatkan hanya dalam waktu sehari, walaupun harus dengan berpanas-panasan keliling dari toko ke toko dan terkadang mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dari beberapa penjual. Namun tentunya tidak mungkin bisa saya dapatkan dari hasil browsing seharian karena informasi yang masih terbatas atau mungkin quota internet yang terbatas, haha. :D

Duh kebayang kan gimana makin bingungnya saya saat akan membeli mesin jahit. Belum lagi fitur-fitur termasuk berbagai macam pola jahitan yang ditawarkan di setiap mesin jahit listrik. Secara harga mesin jahit listrik ini sama seperti harga hp, jadi saya memang sangat selektif memilihnya. *takut ogah rugi :p


Lalu mesin jahit apa yang akhirnya saya beli? Intipin di sini aja. Kalau kamu, bagaimana pengalamanmu membeli mesin jahit?

Baca Juga
Load Comments