Halaman

    Social Items

Ini sebenarnya merupakan kisah pengalaman saya dua tahun yang lalu saat ingin membeli mesin jahit, hingga akhirnya saya mendapatkan mesin jahit idaman saya ini. Waktu itu, sebagai seorang yang masih gaptek tentang perkembangan mesin jahit, benar-benar membuat saya galau tingkat dewi antara mau membeli mesin jahit dengan tipe yang bagaimana. Dilema memilih mesin jahit bagi saya jauh lebih berat daripada dilema nerima cowok yang baru aja nembak saya. Hahaha :p

Maunya sih beli mesin jahit rumahan yang multifungsi dan fiturnya lumayan lengkap, tahan lama tapi gak mahal-mahal amat alias pas di kantong serta cocok bagi saya yang masih tergolong pemula. Hasil dari mantengin mbah Google dan keliling toko mesin jahit akhirnya membuat saya sedikit lebih tahu tentang jenis-jenis mesin jahit. Walaupun sempat dijutekin sama si penjual mesin jahit gegara kebanyakan tanya tapi gak beli-beli juga. Yah namanya juga pemula, jadi gak tahu kalau mesin jahit itu banyak macam dan merknya. Malu bertaya sesat di jalan kan. Benar-benar pengalaman yang seru demi mencari mesin jahit.

Yang saya tahu saat itu hanya ada tiga merk mesin jahit yaitu Butterfly, Juki seperti milik bapak-bapak permak jeans, dan Singer si mesin jahit beken dan dipakai kebanyakan orang. Dan waktu keliling di beberapa toko mesin jahit, ternyata penjual di beberapa toko mesin jahit malah menyarankan saya untuk memakai merk Janome. Hah? Janome? Apaan tuh?

Mesin jahit Janome NS-7322

Memang bagi orang awam, Janome tergolong merk mesin jahit yang jarang terdengar di telinga kita. Akan tetapi memang dari segi harga dan fitur, si Janome memang sedikit lebih menggoda iman. Dan ternyata si Janome ini memang sudah terkenal sekali di kalangan para pecinta jahit-menjahit dan menjadi salah satu brand mesin jahit favorit mereka.

Bukannya mau ngiklan, tapi ini berdasarkan pengalaman saya saat galau mencari mesin jahit. Bahkan si penjual merekomendasikan Janome karena lebih tahan banting, katanya. Untuk kategori mesin jahit low-end misalnya, jika dibandingkan dengan beberapa merk mesin jahit yang lainnya yang sebagian rangkanya terbuat dari plastik, Janome tetap bertahan dengan rangka yang terbuat dari besi bahkan ada beberapa tipe yang sebagian bodynya juga terbuat dari besi meskipun dibandrol dengan harga yang terjangkau. Malahan ada seorang penjual yang bercerita tentang salah seorang konsumennya yang memproduksi tempat hp berbahan kulit sintetis menggunakan mesin jahit Janome.

Awalnya sih saya memang kurang percaya perkataan si penjual, karena memang sama sekali belum pernah mendengar merk ini. Namun setelah saya bertanya juga pada tante saya yang memang suka menjahit, ternyata beliau juga menyarankan memakai Janome. Tadinya budget awal yang akan saya alokasikan untuk membeli mesin jahit adalah kisaran 1juta - 1,5juta rupiah. Tapi akhirnya naikin budget lagi deh demi membawa pulang si Janome NS-7322.



Mengapa akhirnya saya memilih Janome NS-7322?

Jika dilihat dari beberapa kelebihan (keunggulan) yang ditawarkan maka pada akhirnya saya memutuskan untuk memilih mesin jahit Janome NS-7322, karena berdasarkan pertimbangan beberapa faktor berikut:

Dari segi harga, Janome NS-7322 tergolong mesin jahit kelas medium-end yang harganya juga tidak terlalu tinggi. Saat itu (2 tahun lalu) dibandrol sekitar 1,9juta hingga 2juta rupiah. Sehingga tidak terlalu naik jauh dari budget awal yang saya persiapkan sebelumnya. Dan harganya fluktuatif mengikuti nilai tukar dollar, sehingga kini harga jual di pasaran adalah sekitar 2,2juta hingga 2,3jutaan.

Dari segi fitur,  untuk sekelas mesin jahit medium-end Janome NS-7322 terbilang memiliki fitur yang lumayan lengkap dibandingkan dengan Janome type lain yang harganya selisih sedikit di bawahnya. Yah setidaknya selain untuk menjahit lurus, mesin jahit ini bisa digunakan untuk membuat pola jahitan lainnya seperti zigzag, semi obras dan semi bordir, dengan total keseluruhan memiliki 24 pola jahitan. Sehingga cocok digunakan untuk pemula hingga expert. Jadi kalau saya sudah semakin ahli dalam menjahit, sepertinya memang tidak perlu terlalu terburu-buru untuk ganti mesin jahit yang lebih canggih.

Dari segi keawetan, mesin jahit ini tergolong kokoh ini karena memiliki rangka full dari besi sedangkan body-nya juga sebagian besar berbahan dasar besi. Sehingga bisa terbilang cukup kuat dan tangguh jika suatu saat saya pergunakan untuk menjahit bahan yang sangat tebal dan berlapis. Selain itu suaranya juga mulus alias tidak berisik saat dikenakan.

Dari segi bentuk (design), bagi saya ini adalah salah satu kekurangan dari mesin jahit Janome NS-7322 yang sempat membuat saya ragu untuk membelinya. Mesin jahit ini memang memiliki kekurangan pada desainnya sebab terlihat sedikit lebih kuno karena bentuknya yang terlalu kaku (menyudut), dibandingkan teman-temannya yang mempunyai desain yang lebih stylish. Apalagi mesin jahit ini tergolong mesin jahit semi portable. Karena bentuk basicnya adalah nancap di meja seperti mesin jahit tipe lama. Namun juga bisa dikenakan sebagai mesin jahit portable (tanpa harus nancap di meja khusus) seperti mesin jahit portable pada umumnya.

Nah karena beberapa pertimbangan di atas itulah, maka saya putuskan untuk membawa pulang mesin jahit Janome NS-7322 ini karena sudah lumayan sesuai dengan apa yang saya butuhkan dan juga harganya pas di kantong. Meskipun sekarang saya malah dibikin mupeng dengan mesin jahit high-end-nya sih, hihi.

Hingga kini, si MJ (mesin jahit) kesayangan ini sudah banyak menemaniku belajar menjahit sambil menghasilkan karya. Seperti permak pakaian hingga celana jeans, membuat baju, celana, jilbab, keset hingga pernah saya coba untuk membuat cover tablet yang terbuat dari bahan tebal dan berlapis-lapis. Dan syukurlah sampai sekarang masih awet-awet saja, asalkan kita rajin merawatnya seperti rajin memberi oli dan membersihkannya dari sisa-sisa debu jahitan yang menempel. Untuk fitur dan spesifikasi lebih detailnya, akan saya bahas di lain waktu mengenai review mesin jahit Janome NS-7322.

Happy sewing.. :)


Mesin Jahitku Tercinta, Janome NS-7322