Halaman

    Social Items

Link Banner

Perkembangan Mesin Jahit

Dari Jarum Sampai Perang Paten


Sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia, tentunya semua orang menginginkan kualitas dan keindahan pada pakaian mereka. Pakaian yang didesain dengan indah akan memuaskan hati dan mengangkat kepercayaan diri pemakainya, dan pakaian yang dijahit dengan rapi dan kuat akan memberi kenyamanan. Tetapi, tidak mudah menghasilkan jahitan yang rapi dan rata pada sebuah baju. Belum lagi waktu yang dibutuhkan, karena satu baju saja membutuhkan ribuan jahitan. Bayangkan pekerjaan berat yang diserahkan pada wanita untuk memenuhi kebutuhan milyaran manusia!
Karena kesulitan yang seperti ini, manusia berusaha menciptakan alat yang dapat mempermudah mereka dalam membuat baju. Saat ini, telah tersedia berbagai macam mesin jahit elektrik, mulai dari yang untuk digunakan di rumah sampai mesin jahit industri. Tetapi, bagaimanakan awal penciptaan mesin jahit? Bagaimanakah bentuk awal mesin jahit?
Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita bahas penemuan mesin jahit pertama. Penemuan yang berhubungan dengan mesin jahit pertama dipatenkan oleh seorang imigran Jerman yang tinggal di Inggris bernama Charles Weisenthal. Pada tahun 1755, Charles Weisenthal mematenkan penemuannya yang berupa jarum yang khusus untuk digunakan pada sebuah mesin. Namun, tidak dijelaskan mesin apa yang membutuhkan jarum tersebut.
Mesin Jahit Walter Hunt
Pada tahun 1790, seorang penemu dan pembuat lemari Inggris Thomas Saint mematenkan sebuah mesin yang dapat melubangi kulit dan memasukkan jarum melalui lubang tersebut. Namun, tidak jelas apakah Thomas Saint benar-benar membuat mesin jahit tersebut atau hanya mematenkan agar mendapat royalti. Mesin yang dibuat selanjutnya berdasarkan gambaran paten Thomas Saint ternyata tidak dapat berfungsi. Deskripsi mesin jahit ini selanjutnya ditemukan oleh William Newton Wilson pada tahun 1874. Ia membuat ulang dan memodifikasi mesin jahit Thomas Saint dan membuat mesin jahit yang berfungsi.
Banyak percobaan gagal pula dalam sejarah pembuatan mesin jahit. Sebuah mesin pembuat topi otomatis juga pernah ditemukan pada tahun 1810 oleh Balthasar Krems. Namun mesin ini tidak pernah dipatenkan dan tidak pernah berfungsi dengan baik. Seorang penjahit Austria, Joseph Madersperger, melakukan beberapa percobaan mesin jahit yang dipatenkan pada tahun 1814. Sayangnya, mesin jahit buatannya dianggap gagal, karena ia memfokuskan mesinnya agar meniru gerakan tangan penjahit. Amerika pun tidak mau kalah. John Adams Doge dan John Knowles menciptakan mesin sebuah mesin jahit pada tahun 1818. Tapi, mesin ini merepotkan karena setelah menjahit beberapa saat, kain harus dikeluarkan dan dimasukkan kembali. Mesin jahit tersebut pun dianggap gagal saat digunakan di sebuah pabrik tekstil.
Mesin jahit pertama yang berhasil dan berfungsi baik diciptakan oleh Barthelemy Thimonnier, penjahit asal Prancis, pada tahun 1830. Mesin jahit ini terbuat dari kayu, menggunakan satu benang dan jarum berbentuk kail, dan menghasilkan jahitan tusuk rantai (chain stitch). Mesin jahit ini sukses dalam membuat pakaian, dan sekitar tahun 1841 Barthelemy Thimonnier telah memiliki sebuah pabrik garmen dengan 80 mesin jahit. Saat itu ia memproduksi seragam untuk tentara Prancis. Namun, mesin jahit ini tidak berakhir bahagia. Para penjahit Prancis lainnya takut bahwa mereka akan kehilangan pekerjaan dan membakar dan menghancurkan pabrik Barthelemy. Barthelemy akhirnya pindah ke Inggris dan meninggal di Amplepuis tahun 1857.



Mesin Jahit Barthelemy

Sementara itu, di Amerika, Walter Hunt membuat mesin jahit yang berfungsi dengan baik, tepatnya pada tahun 1834. Mesin jahit tersebut menggunakan metode jahitan kunci atau lockstitch, yaitu 2 jarum dengan lubang di ujung tajam jarum, masing-masing membawa benang untuk jahitan atas dan jahitan bawah. Jarum yang berbentuk kail bergerak secara horizontal. Jarum yang berada di atas membuat lubang menembus kain, memasukkan benang, dan menarik benang kembali ke atas, meninggalkan lengkungan benang di bagian bawah kain. Jarum yang berada di bawah kain memasukkan benang ke sela-sela lengkungan tersebut dan mengeratkan jahitan. Tetapi, ia tidak mematenkannya karena merasa mesin jahitnya akan menghasilkan pengangguran.
Selanjutnya, juga di Amerika, Elias Howe membuat sebuah mesin jahit dengan metode yang sama dengan Walter Hunt, lockstitch, hanya saja kain yang dijahit berada dalam posisi vertikal. Ia mematenkan mesin ini pada tahun 1846. Karena tak ada yang berminat pada mesin ini, ia dan saudara laki-lakinya pergi ke Inggris untuk mencari pembeli. Namun, usahanya tidak berbuah dan ia kembali ke Amerika. Ternyata, saat ia kembali dari Inggris, mesin yang ia patenkan telah digunakan beberapa orang lain di Amerika, salah satunya adalah Isaac Meritt Singer.
Mesin jahit tidak diproduksi secara massal hingga tahun 1850an. Isaac Meritt Singer membuat mesin jahit dimana jarumnya bergerak naik turun, bukan seperti mesin jahit lain pada saat itu yang memiliki jarum yang bergerak dari sisi ke sisi. Mesin jahit ciptaan Isaac Meritt Singer ini juga memiliki penggerak jarum menggunakan pedal kaki. Mesin jahit ini kemudian dipasarkan secara besar-besaran pada tahun 1860. Namun, Isaac Meritt Singer juga menggunakan metode lockstitch yang dipatenkan oleh Elias Howe.
Mesin Jahit Singer
Bentuknya sudah mirip mesin jahit yang kita kenal
Elias Howe menggugat orang-orang yang telah mencuri patennya, termasuk Isaac Singer. Sebenarnya, metode locksmith yang digugat oleh Elias Howe mirip dengan metode yang digunakan dalam mesin jahit buatan Walter Hunt, tetapi karena Walter Hunt tidak mematenkan mesin tersebut, maka Elias Howe memenangkan pergugatan. Sebagai tambahan, John Fisher dari Inggris juga mematenkan mesin jahitnya yang dapat membuat renda pada tahun 1844. Mesin tersebut identik dengan mesin yang dipatenkan Elias Howe. Kalau saja patennya tidak hilang di kantor hak paten, maka John Fisher juga akan terlibat dalam perang paten ini.
Setelah sukses memenangkan hak atas royaltinya, Elias Howe menerima lonjakan pendapatan tahunan sebesar tiga ratus hingga dua ratus ribu dollar per tahun. Dalam jangka waktu dari tahun 1854 sampai 1867, Elias Howe mendapatkan royalti hampir dua juta dollar dari mesin jahit ciptaannya.
Kemudian, beberapa perusahaan mesin jahit berkumpul membentuk Sewing Machine Combination pada tahun 1856. Terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memiliki paten seperti Howe Machine Company, Singer Manufacturing Company, Wheeler & Wilson, dan Grover & Baker, mereka menggugat perusahaan-perusahaan lain yang menyalahi paten mereka dan membuat mesin jahit mengunakan desain yang telah dipatenkan. Mereka membuat peraturan bahwa setiap memproduksi satu mesin jahit, royalti sebesar 15 dollar harus dibayarkan kepada Sewing Machine Combination, dan uang tersebut akan dibagikan kepada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Sewing Machine Combination. Pada tahun 1880, merek mesin jahit Singer mendominasi penjualan mesin jahit, dan memproduksi 75% mesin jahit dunia.
Sewing Machine Combination ditutup pada tahun 1877 ketika patennya kadaluarsa. Seiring dengan ditutupnya Sewing Machine Combination, produksi perusahaan-perusahaan mesin jahit kecil meledak karena tidak perlu lagi membayar royalti. Efeknya, harga mesin jahit turun drastis dan banyak model diciptakan. Pabrik-pabrik mulai berlomba-lomba memproduksi mesin jahit untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan. Saat ini Jerman memiliki lebih dari 300 pabrik, beberapa bekerja 24 jam memproduksi mesin jahit.
Pada tahun 1851, Charles T Judkins memperkenalkan ciptaannya, yaitu sebuah mesin jahit berbentuk kotak. Pada pameran tahun 1851, Charles Judkins mendemonstrasikan mesin jahitnya yang dapat menjahit hampir 500 jahitan dalam satu menit.
Ilustrasi di atas dibuat pada tahun 1854, di sebuah pabrik pakaian. George Holloway menggunakan 20 mesin jahit buatan Charles T. Judkins yang menghasilkan sama dengan 60 pekerjaan orang.  Mesin-mesin ini digerakkan dengan mesin uap.
Mesin jahit yang bekerja tidak hanya diciptakan dengan metode jahitan lockstitch. Pada tanggal 2 Juni 1857 James Edward Allen Gibbs, petani dari Raphine di Rockbridge County, Virginia, mematenkan mesin jahitnya yang dapat membuat jahitan rantai atau chainstitch. Jahitan ini dibuat oleh mesin jahit James Gibbs dengan hanya 1 benang. Mesin jahit ini dibuat dengan memodifikasi dan menyempurnakan bagian atas mesin jahit dan membuat model bagian bawah mesin jahit yang baru. Bersama dengan James Willcox, ia membangun perusahan Willcox & Gibbs Sewing Machine Company. Perusahaan ini sampai sekarang masih memproduksi dan menjual mesin jahit.
Namun, ada beberapa kelemahan dari chainstitch yang diterapkan pada mesin jahit James Gibbs. Karena jahitan ini tidak seperti lockstitch yang tiap jahitannya saling mengunci, jika benang dengan jahitan chainstitch putus atau bagian ujung garis jahitan tidak diikat, maka seluruh jahitan akan lepas. Selain itu, arah jahitan tidak dapat dirubah ketika menggunakan mesin jahit chainstitch. Jahitan ini juga dapat dengan mudah dirobek. Karena itu, metode jahitan lockstitch lebih banyak dipilih orang.
Penemuan mesin jahit juga tidak berhenti pada membuat jahitan pada kain. Pada tahun 1877, mesin pembuat renda pertama diciptakan dan dipatenkan oleh Joseph M. Merrow. Ia merupakan pemilik sebuah toko mesin yang pada akhirnya berkembang menjadi pabrik mesin pembuat renda. Mesin buatan Joseph M. Merrow ini juga merupakan mesin jahit pertama yang dapat membuat jahitan overlock. Jahitan overlock biasa digunakan untuk menjahit bagian tepi kain. Pabrik pembuat mesin jahit overlock  yang dimiliki oleh Joseph Merrow, Merrow Machine Company, menjadi pabrik mesin jahit overlock terbesar di Amerika dan terus ada hingga abad ke-21.
Helen Augusta Blanchard dari Portland, Maine, mematenkan mesin jahit yang dapat membuat jahitan berpola zig-zag pada tahun 1873. Jahitan zig-zag ini dapat menyegel bagian pinggir jahitan dan kain dengan baik sehingga kain menjadi lebih kuat. Helen Augusta Blanchard juga mematenkan 28 penemuan lainnya selain mesin jahit zig-zag ini, termasuk di antaranya adalah mesin penjahit topi, jarum untuk operasi, dan penyempurnaan-penyempurnaan lain untuk mesin jahit.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, pabrik mesin jahit milik Isaac Meritt Singer, Singer Sewing Co., berkembang menjadi penghasil mesin jahit terbesar di dunia. Singer Sewing Co. membuat model mesin jahit baru yang dinamakan Singer Vibrating Shuttle. Model ini menggunaka ide dari Allen B. Wilson, dan merupakan mesin jahit pertama yang diproduksi untuk penggunaan domestik. Model ini diproduksi hingga jutaan unit sampai akhirnya digantikan oleh model lain pada abad ke-20.
Jika kita lihat mesin jahit yang umum digunakan sekarang, semua mesin jahit menggunakan tenaga listrik. Mesin jahit elektrik pertama diproduksi oleh Singer Sewing Co. dan diperkenalkan tahun 1889. Pada awalnya bentuknya hanyalah motor tambahan di sisi mesin jahit. Seiring dengan beredarnya listrik ke rumah-rumah, mesin jahit elektrik ini semakin populer. Pada tahun 1905, mesin jahit elektrik sudah digunakan secara luas. Sekitar tahun 1926, kantor paten di Amerika memiliki lebih dari 150.000 paten untuk berbagai macam model mesin jahit.
Mesin jahit overlock modern
Revolusi mesin jahit tidak berhenti saat itu saja. Berbagai tambahan dan model baru diciptakan dan diproduksi. Seperti misalnya jarum yang dapat membuat jenis-jenis jahitan yang berbeda, ada juga mesin jahit yang dapat membentuk pola bordir. Alat-alat tambahan seperti pelindung jari juga diproduksi luas.
Meski pada awalnya perkembangan mesin jahit tidak berjalan mulus, dengan berbagai kegagalan dan penolakan dari masyarakat. Namun, akhirnya masyarakat mulai menyadari akan perlunya kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pokok yang berupa pakaian. Inovasi dan ide baru terus dikembangkan hingga menjadi mesin jahit yang praktis dan dapat digunakan siapa saja.
Bayangkan dunia tanpa mesin jahit. Untuk membuat satu pakaian saja sulit, apalagi merancang model-model baru. Belum lagi kerja keras yang memberatkan kaum wanita. Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, jutaan pakaian diperlukan setiap tahunnya. Bayangkan berapa besar tenaga yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pakaian setiap orang. Karena itu, orang-orang yang telah menghabiskan hidupnya bekerja keras membuat pencerahan dalam dunia pakaian patut diingat. Mereka telah berdedikasi meneliti, membangun, dan memasarkan mesin yang telah membuat perubahan dalam dunia pakaian.
Tentu saja, perkembangan mesin jahit dan teknologi pembuatan pakaian tidak akan berhenti sampai di situ saja.
Sumber: https://jahitpedia.blogspot.com//search?q=tugas-5-perkembangan-mesin-jahit

Sejarah Perkembangan Mesin Jahit

Perkembangan Mesin Jahit

Dari Jarum Sampai Perang Paten


Sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia, tentunya semua orang menginginkan kualitas dan keindahan pada pakaian mereka. Pakaian yang didesain dengan indah akan memuaskan hati dan mengangkat kepercayaan diri pemakainya, dan pakaian yang dijahit dengan rapi dan kuat akan memberi kenyamanan. Tetapi, tidak mudah menghasilkan jahitan yang rapi dan rata pada sebuah baju. Belum lagi waktu yang dibutuhkan, karena satu baju saja membutuhkan ribuan jahitan. Bayangkan pekerjaan berat yang diserahkan pada wanita untuk memenuhi kebutuhan milyaran manusia!
Karena kesulitan yang seperti ini, manusia berusaha menciptakan alat yang dapat mempermudah mereka dalam membuat baju. Saat ini, telah tersedia berbagai macam mesin jahit elektrik, mulai dari yang untuk digunakan di rumah sampai mesin jahit industri. Tetapi, bagaimanakan awal penciptaan mesin jahit? Bagaimanakah bentuk awal mesin jahit?
Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita bahas penemuan mesin jahit pertama. Penemuan yang berhubungan dengan mesin jahit pertama dipatenkan oleh seorang imigran Jerman yang tinggal di Inggris bernama Charles Weisenthal. Pada tahun 1755, Charles Weisenthal mematenkan penemuannya yang berupa jarum yang khusus untuk digunakan pada sebuah mesin. Namun, tidak dijelaskan mesin apa yang membutuhkan jarum tersebut.
Mesin Jahit Walter Hunt
Pada tahun 1790, seorang penemu dan pembuat lemari Inggris Thomas Saint mematenkan sebuah mesin yang dapat melubangi kulit dan memasukkan jarum melalui lubang tersebut. Namun, tidak jelas apakah Thomas Saint benar-benar membuat mesin jahit tersebut atau hanya mematenkan agar mendapat royalti. Mesin yang dibuat selanjutnya berdasarkan gambaran paten Thomas Saint ternyata tidak dapat berfungsi. Deskripsi mesin jahit ini selanjutnya ditemukan oleh William Newton Wilson pada tahun 1874. Ia membuat ulang dan memodifikasi mesin jahit Thomas Saint dan membuat mesin jahit yang berfungsi.
Banyak percobaan gagal pula dalam sejarah pembuatan mesin jahit. Sebuah mesin pembuat topi otomatis juga pernah ditemukan pada tahun 1810 oleh Balthasar Krems. Namun mesin ini tidak pernah dipatenkan dan tidak pernah berfungsi dengan baik. Seorang penjahit Austria, Joseph Madersperger, melakukan beberapa percobaan mesin jahit yang dipatenkan pada tahun 1814. Sayangnya, mesin jahit buatannya dianggap gagal, karena ia memfokuskan mesinnya agar meniru gerakan tangan penjahit. Amerika pun tidak mau kalah. John Adams Doge dan John Knowles menciptakan mesin sebuah mesin jahit pada tahun 1818. Tapi, mesin ini merepotkan karena setelah menjahit beberapa saat, kain harus dikeluarkan dan dimasukkan kembali. Mesin jahit tersebut pun dianggap gagal saat digunakan di sebuah pabrik tekstil.
Mesin jahit pertama yang berhasil dan berfungsi baik diciptakan oleh Barthelemy Thimonnier, penjahit asal Prancis, pada tahun 1830. Mesin jahit ini terbuat dari kayu, menggunakan satu benang dan jarum berbentuk kail, dan menghasilkan jahitan tusuk rantai (chain stitch). Mesin jahit ini sukses dalam membuat pakaian, dan sekitar tahun 1841 Barthelemy Thimonnier telah memiliki sebuah pabrik garmen dengan 80 mesin jahit. Saat itu ia memproduksi seragam untuk tentara Prancis. Namun, mesin jahit ini tidak berakhir bahagia. Para penjahit Prancis lainnya takut bahwa mereka akan kehilangan pekerjaan dan membakar dan menghancurkan pabrik Barthelemy. Barthelemy akhirnya pindah ke Inggris dan meninggal di Amplepuis tahun 1857.



Mesin Jahit Barthelemy

Sementara itu, di Amerika, Walter Hunt membuat mesin jahit yang berfungsi dengan baik, tepatnya pada tahun 1834. Mesin jahit tersebut menggunakan metode jahitan kunci atau lockstitch, yaitu 2 jarum dengan lubang di ujung tajam jarum, masing-masing membawa benang untuk jahitan atas dan jahitan bawah. Jarum yang berbentuk kail bergerak secara horizontal. Jarum yang berada di atas membuat lubang menembus kain, memasukkan benang, dan menarik benang kembali ke atas, meninggalkan lengkungan benang di bagian bawah kain. Jarum yang berada di bawah kain memasukkan benang ke sela-sela lengkungan tersebut dan mengeratkan jahitan. Tetapi, ia tidak mematenkannya karena merasa mesin jahitnya akan menghasilkan pengangguran.
Selanjutnya, juga di Amerika, Elias Howe membuat sebuah mesin jahit dengan metode yang sama dengan Walter Hunt, lockstitch, hanya saja kain yang dijahit berada dalam posisi vertikal. Ia mematenkan mesin ini pada tahun 1846. Karena tak ada yang berminat pada mesin ini, ia dan saudara laki-lakinya pergi ke Inggris untuk mencari pembeli. Namun, usahanya tidak berbuah dan ia kembali ke Amerika. Ternyata, saat ia kembali dari Inggris, mesin yang ia patenkan telah digunakan beberapa orang lain di Amerika, salah satunya adalah Isaac Meritt Singer.
Mesin jahit tidak diproduksi secara massal hingga tahun 1850an. Isaac Meritt Singer membuat mesin jahit dimana jarumnya bergerak naik turun, bukan seperti mesin jahit lain pada saat itu yang memiliki jarum yang bergerak dari sisi ke sisi. Mesin jahit ciptaan Isaac Meritt Singer ini juga memiliki penggerak jarum menggunakan pedal kaki. Mesin jahit ini kemudian dipasarkan secara besar-besaran pada tahun 1860. Namun, Isaac Meritt Singer juga menggunakan metode lockstitch yang dipatenkan oleh Elias Howe.
Mesin Jahit Singer
Bentuknya sudah mirip mesin jahit yang kita kenal
Elias Howe menggugat orang-orang yang telah mencuri patennya, termasuk Isaac Singer. Sebenarnya, metode locksmith yang digugat oleh Elias Howe mirip dengan metode yang digunakan dalam mesin jahit buatan Walter Hunt, tetapi karena Walter Hunt tidak mematenkan mesin tersebut, maka Elias Howe memenangkan pergugatan. Sebagai tambahan, John Fisher dari Inggris juga mematenkan mesin jahitnya yang dapat membuat renda pada tahun 1844. Mesin tersebut identik dengan mesin yang dipatenkan Elias Howe. Kalau saja patennya tidak hilang di kantor hak paten, maka John Fisher juga akan terlibat dalam perang paten ini.
Setelah sukses memenangkan hak atas royaltinya, Elias Howe menerima lonjakan pendapatan tahunan sebesar tiga ratus hingga dua ratus ribu dollar per tahun. Dalam jangka waktu dari tahun 1854 sampai 1867, Elias Howe mendapatkan royalti hampir dua juta dollar dari mesin jahit ciptaannya.
Kemudian, beberapa perusahaan mesin jahit berkumpul membentuk Sewing Machine Combination pada tahun 1856. Terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memiliki paten seperti Howe Machine Company, Singer Manufacturing Company, Wheeler & Wilson, dan Grover & Baker, mereka menggugat perusahaan-perusahaan lain yang menyalahi paten mereka dan membuat mesin jahit mengunakan desain yang telah dipatenkan. Mereka membuat peraturan bahwa setiap memproduksi satu mesin jahit, royalti sebesar 15 dollar harus dibayarkan kepada Sewing Machine Combination, dan uang tersebut akan dibagikan kepada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Sewing Machine Combination. Pada tahun 1880, merek mesin jahit Singer mendominasi penjualan mesin jahit, dan memproduksi 75% mesin jahit dunia.
Sewing Machine Combination ditutup pada tahun 1877 ketika patennya kadaluarsa. Seiring dengan ditutupnya Sewing Machine Combination, produksi perusahaan-perusahaan mesin jahit kecil meledak karena tidak perlu lagi membayar royalti. Efeknya, harga mesin jahit turun drastis dan banyak model diciptakan. Pabrik-pabrik mulai berlomba-lomba memproduksi mesin jahit untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan. Saat ini Jerman memiliki lebih dari 300 pabrik, beberapa bekerja 24 jam memproduksi mesin jahit.
Pada tahun 1851, Charles T Judkins memperkenalkan ciptaannya, yaitu sebuah mesin jahit berbentuk kotak. Pada pameran tahun 1851, Charles Judkins mendemonstrasikan mesin jahitnya yang dapat menjahit hampir 500 jahitan dalam satu menit.
Ilustrasi di atas dibuat pada tahun 1854, di sebuah pabrik pakaian. George Holloway menggunakan 20 mesin jahit buatan Charles T. Judkins yang menghasilkan sama dengan 60 pekerjaan orang.  Mesin-mesin ini digerakkan dengan mesin uap.
Mesin jahit yang bekerja tidak hanya diciptakan dengan metode jahitan lockstitch. Pada tanggal 2 Juni 1857 James Edward Allen Gibbs, petani dari Raphine di Rockbridge County, Virginia, mematenkan mesin jahitnya yang dapat membuat jahitan rantai atau chainstitch. Jahitan ini dibuat oleh mesin jahit James Gibbs dengan hanya 1 benang. Mesin jahit ini dibuat dengan memodifikasi dan menyempurnakan bagian atas mesin jahit dan membuat model bagian bawah mesin jahit yang baru. Bersama dengan James Willcox, ia membangun perusahan Willcox & Gibbs Sewing Machine Company. Perusahaan ini sampai sekarang masih memproduksi dan menjual mesin jahit.
Namun, ada beberapa kelemahan dari chainstitch yang diterapkan pada mesin jahit James Gibbs. Karena jahitan ini tidak seperti lockstitch yang tiap jahitannya saling mengunci, jika benang dengan jahitan chainstitch putus atau bagian ujung garis jahitan tidak diikat, maka seluruh jahitan akan lepas. Selain itu, arah jahitan tidak dapat dirubah ketika menggunakan mesin jahit chainstitch. Jahitan ini juga dapat dengan mudah dirobek. Karena itu, metode jahitan lockstitch lebih banyak dipilih orang.
Penemuan mesin jahit juga tidak berhenti pada membuat jahitan pada kain. Pada tahun 1877, mesin pembuat renda pertama diciptakan dan dipatenkan oleh Joseph M. Merrow. Ia merupakan pemilik sebuah toko mesin yang pada akhirnya berkembang menjadi pabrik mesin pembuat renda. Mesin buatan Joseph M. Merrow ini juga merupakan mesin jahit pertama yang dapat membuat jahitan overlock. Jahitan overlock biasa digunakan untuk menjahit bagian tepi kain. Pabrik pembuat mesin jahit overlock  yang dimiliki oleh Joseph Merrow, Merrow Machine Company, menjadi pabrik mesin jahit overlock terbesar di Amerika dan terus ada hingga abad ke-21.
Helen Augusta Blanchard dari Portland, Maine, mematenkan mesin jahit yang dapat membuat jahitan berpola zig-zag pada tahun 1873. Jahitan zig-zag ini dapat menyegel bagian pinggir jahitan dan kain dengan baik sehingga kain menjadi lebih kuat. Helen Augusta Blanchard juga mematenkan 28 penemuan lainnya selain mesin jahit zig-zag ini, termasuk di antaranya adalah mesin penjahit topi, jarum untuk operasi, dan penyempurnaan-penyempurnaan lain untuk mesin jahit.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, pabrik mesin jahit milik Isaac Meritt Singer, Singer Sewing Co., berkembang menjadi penghasil mesin jahit terbesar di dunia. Singer Sewing Co. membuat model mesin jahit baru yang dinamakan Singer Vibrating Shuttle. Model ini menggunaka ide dari Allen B. Wilson, dan merupakan mesin jahit pertama yang diproduksi untuk penggunaan domestik. Model ini diproduksi hingga jutaan unit sampai akhirnya digantikan oleh model lain pada abad ke-20.
Jika kita lihat mesin jahit yang umum digunakan sekarang, semua mesin jahit menggunakan tenaga listrik. Mesin jahit elektrik pertama diproduksi oleh Singer Sewing Co. dan diperkenalkan tahun 1889. Pada awalnya bentuknya hanyalah motor tambahan di sisi mesin jahit. Seiring dengan beredarnya listrik ke rumah-rumah, mesin jahit elektrik ini semakin populer. Pada tahun 1905, mesin jahit elektrik sudah digunakan secara luas. Sekitar tahun 1926, kantor paten di Amerika memiliki lebih dari 150.000 paten untuk berbagai macam model mesin jahit.
Mesin jahit overlock modern
Revolusi mesin jahit tidak berhenti saat itu saja. Berbagai tambahan dan model baru diciptakan dan diproduksi. Seperti misalnya jarum yang dapat membuat jenis-jenis jahitan yang berbeda, ada juga mesin jahit yang dapat membentuk pola bordir. Alat-alat tambahan seperti pelindung jari juga diproduksi luas.
Meski pada awalnya perkembangan mesin jahit tidak berjalan mulus, dengan berbagai kegagalan dan penolakan dari masyarakat. Namun, akhirnya masyarakat mulai menyadari akan perlunya kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pokok yang berupa pakaian. Inovasi dan ide baru terus dikembangkan hingga menjadi mesin jahit yang praktis dan dapat digunakan siapa saja.
Bayangkan dunia tanpa mesin jahit. Untuk membuat satu pakaian saja sulit, apalagi merancang model-model baru. Belum lagi kerja keras yang memberatkan kaum wanita. Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, jutaan pakaian diperlukan setiap tahunnya. Bayangkan berapa besar tenaga yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pakaian setiap orang. Karena itu, orang-orang yang telah menghabiskan hidupnya bekerja keras membuat pencerahan dalam dunia pakaian patut diingat. Mereka telah berdedikasi meneliti, membangun, dan memasarkan mesin yang telah membuat perubahan dalam dunia pakaian.
Tentu saja, perkembangan mesin jahit dan teknologi pembuatan pakaian tidak akan berhenti sampai di situ saja.
Sumber: https://jahitpedia.blogspot.com//search?q=tugas-5-perkembangan-mesin-jahit
Baca Juga
Load Comments