Sejarah
Sebelum ditemukannya mesin jahit, menjahit pakaian hanya dilakukan dengan benang dan sebuah jarum yang ditemukan pada pertama kalinya di abad ke-14 dan kemudian dipatenkan oleh Charles Weisenthal pada tahun 1755 untuk digunakan pada sebuah mesin. Kemudian pada tahun 1790, Thomas Saint mematenkan mesin jahit buatannya yang ternyata tidak berhasil untuk digunakan. Sejak saat itu banyak orang yang berusaha untuk membuat mesin jahit tapi selalu gagal.
Barulah pada tahun 1830, Barthelemy Thimonnier penjahit asal perancis berhasil membuat sebuah mesin jahit yang dapat bekerja dengan menggunakan sebuah benang dan jarum kait seperti jarum bordir. Mesin temuannya itu disambut dengan buruk oleh masyarakat, karena dianggap akan menimbulkan banyaknya pengangguran.
Kemudian pada tahun 1846, Elias Howe asal Amerika Serikat berhasil membuat sebuah mesin jahit dengan dua buah benang dari arah berlawanan dan jarum yang mempunyai lubang pada ujungnya. Tahun 1860, Isaac Singer mencipkan mesin jahit yang bisa digerakkan menggunakan kayuhan pedal kaki yang kemudian dipasarkan secara besar-besaran.
Cara Kerja Mesin Jahit 2 Benang
– Benang pertama ada pada ujung jarum yang berlubang sedangkan jarum kedua digulung dalam sekoci
– jarum tersebut kemudian membawa benang pertama menembus kain hingga mencapai posisi terjauhnya
– ketika jarum naik benang pertama ditinggal dan kemudian akan membentuk sebuah lengkungan
– hook (kait) yang berada diluar sekoci kemudian akan mengait benang dan membawanya mengelilingi sekoci, sehingga benang kedua dapat masuk diantara lengkungan benang pertama tadi
– kemudian setelah benang kedua masuk ke lengkungan benang pertama, jarum akan kembali turun dan mengakibatkan benang pertama mengencang dan mengikat benang kedua.
Sumber: http://www.prinsipkerja.com/mesin/cara-kerja-mesin-jahit/